aku

aku
semua tentang saya

Sabtu, 02 Juli 2011

limbah cair kelapa sawit


            Limbah cair industri kelapa sawit berasal dari unit proses pengukusan (sterilisasi), proses klarifikasi dan buangan dari hdrosiklon. Limbah cair industri minyak kelapa sawit mengandung bahan organik yang sangat tinggi, sehingga kadar bahan pencemaran akan semakin tinggi.
            Limbah cair industri minyak kelapa sawit mengandung bahan organic yang sangat tnggi yaitu BOD 25.500 mg/l, dan COD 48.000 mg/l sehingga kadar bahan pencemaran akan semakin tnggi. Oleh sebab itu untuk menurunkan kandungan kadar bahan pencemaran diperlukan degradasi bahan organik. Secara umum dampak yang ditimbulkan oleh limbah cair industry kelapa sawit adalah tercemarnya badan air penerima yang umumnya sungai karena hampir setiap industri minyak kelapa sawit berlokasi didekat sungai. Limbah cair industri kelapa sawit bila dibiarkan tanpa diolah lebih lanjut akan terbentuk ammonia, hal ini disebabkan bahan organik yang terkandung dalam limbah cair tersebut terurai dan membentuk ammonia. Terbentuk ammonia ini akan mempengaruhi kehidupan biota air dan dapat menimbulkan bau busuk. (azwir, 2006)
 Tabel 2.1 baku mutu limbah cair untuk industri minyak sawit
PARAMETER
KADAR MAKSIMUM
(mg/l)
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM
(kg/ton)
BOD5
100
1,5
COD
350
3,0
TSS
250
1,8
Minyak dan Lemak
25
0,18
Ammonia total (sebagai NH3-N)
20
0,12
pH
6,0 – 9,0
Debit Limbah Maksimum
6 m3 ton bahan baku
Sumber : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 1995

2.3. Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit.
            Teknik pengolahan limbah cair yang biasanya diterapkan di PKS adalah :
1.      Kolam pengumpulan (fatfit)
Kolam ini berguna untuk menampung cairan-cairan yang masih mengandung minyak yang berasal dari air kondensat dan stasiun klarifikasi.
2.      Kemudian dimasukkan ke unit deoiling ponds untuk dkutip minyaknya dan diturunkan  suhunya dari 70 – 80oC menjadi 40 – 45oC mealui menara atau bak pendingin.
3.      Kolam pengasaman
Pada proses ini digunakan mikroba untuk menetralisir keasaman cairan limbah. Pengasaman bertujuan agar limbah cair yang mengandung bahan organik lebih mudah mengalami biodegradasi dalam suasana anaerobik. Limbah cair dalam kola mini mengalami asidifikasi yaitu terjadinya kenaikan konsentrasi asam-asam yang mudah menguap. Waktu penahanan hidrolisis (WHP) limbah cair dalam kolam pengasaman ini lebih dari 5 hari. Kemudian sebelum diolah d unit pengolahan limbah kolam anaerobik, limbah dinetralkan terlebih dahulu dengan menambahkan kapur tohor hingga mencapai pH antara 7,0 – 7,5.
4.      Kolam anaerobik primer
Pada proses ini memanfaatkan mikroba dalam suasana anaerobik atau aerobik untuk merombak BOD dan biodegradasi bahan organik menjadi senyawa asam dan gas. WHP dalam kola mini mencapai 40 hari.
5.      Kolam anaerobik sekunder
Adapun WHP limbah dalam kola mini mencapai 20 hari. Kebutuhan lahan untuk kolam anaerobik primer dan sekunder mencapai 7 hektar untuk PKS dengan kapasitas 30 ton TBS/jam.
6.      Kolam pengendapan
Kolam pengendapan ini bertujuan untuk mengendapkan lumpur-lumpur yang terdapat dalam limbah cair. WHP limbah dalam kola mini berkisar 2 hari. Biasanya ini merupakan pengolahan terakhir sebelum limbah dialirkan ke badan air dan diharapkan pada kola mini limbah sudah memenuhi standar baku mutu air sungai. (pedoman pengelolaan limbah industri kelapa sawit)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar