I. NOMOR PERCOBAAN : VII (TUJUH)
II. NAMA PERCOBAAN : ANALISIS URIN
III. TUJUAN PERCOBAAN :
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memahami proses penampungan urin dan deteksi sisa (hasil) metabolisme material organik dalam tubuh yang dikeluarkan bersama urin.
IV. DASAR TEORI
Analisis urin dimaksudkan untuk mendeteksi hasl metabolisme material dalam tubuh menjadi bentuk yang sangat sederhana. Material polar yang masuk ke tubuh mengalami metabolisme sederhana di hati untuk bisa disekresikan ke dalam urin, sedangkan material non polar mengalami metabolsme rumit di hati bahkan butuh bantuan bilirubin untuk bisa disekresikan urin. Disamping ginjal dan dan saluran yang berhubungan dengan ginjal. Pemeriksaan urin jadi leluasa karena dapat dilakukan pada sampel yang banyak dibandingkan darah.
Pengumpulan urn yang baik adalah urin yang keluar pada periode pertama dibuang lalu selanjutnya baru disamping. Semua ini dilakukan untuk menghindari pencemaran yang tidak berasal dari urin sendiri. Penyimpanan urin harus mematuhi kaidah bahwa urin banyak bakteri saluran kencing jadi kalau bisa pemeriksaannya adalah sesegera mungkin kalau tidak bisa harus menambahkan pengawet.
Urin atau air seni, merupakan larutan berair, jernih agak kekuningan, berbau, reaksinya asam yang dikeluarkan tubuh melalui kegiatan (rene). Gnjal merupakan suatu organ yang terdapat dalam tubuh hewan untuk mengeluarkan air dan senyawa dengan berat molekul rendah kecuali glukosa. Pernyataan ini membuktikan bahwa hasil metabolisme yang paling sederhana memang dikeluarkan melalui urin melalui proses filtrasi di ginjal.
Ginjal memainkan peranan filtrasi untuk mempertahankan fungsi :
1. Eliminasi kelebihan ginjal.
2. Menghilangkan hasil akhir metabolisme.
3. Eliminasi unsur organik sesuai dengan kebutuhan jasad hidup.
4. Eliminasi substansi asing.
5. Menahan material yang masih dibutuhkan tubuh.
(Tim Penyusun Kimia. 2010)
Ciri – ciri urin normal :
1. “Volume”
Urin rata-rata : 1-1,5 liter setiap hari; tergantung luas permukaan tubuh dan intake cairan.
2. “Warna”
kuning bening oleh adanya urokhrom. Secara normal warna dapat berubah, tergantung jenis bahan /obat yang dimakan. banyak carotein, warna kuning banyak melanin, warna coklat kehitam-hitaman. banyak darah, warna merah tua ( hematuria ) banyak nanah, warna keruh ( piuria ) adanya protein, warna keruh ( proteinuri )
3. “Bau”
Urin baru, bau khas sebab adanya asam-asam yg mudah menguap Urin lama, bau tajam sebab adanya NH3 dari pemecahan ureum dalam urine Bau busuk, adanya nanah dan kuman-kuman Bau manis, adanya asetan
4. “Berat Jenis Urin”
Normal : 1,002-1,045, rata-rata 1,008
5. “pH Urin”
Kurang lebih ph = 6 atau sekitar 4,8-7,5 Px dgn kertas lakmus (reaksi) : Urin asam, warna merah Urin basa, warna biru (http://urinsebagaianaliskesehatan.blogspot.com/2009/03/analisis-urin-untuk-mengetahui-organ.html) Urin yang kita keluarkan terdiri dari berbagai unsur seperti : air, protein, amoniak, glukosa, sedimen, bakteri, epitel dsb. Unsur-unsur tersebut sangat bervariasi perbandingannya pada orang yang berbeda dan juga pada waktu yang berbeda dan dipengaruhi oleh makanan yang kita konsumsi. Kandungan urin inilah yang menentukan tampilan fisik air urin seperti kekentalannya, warna, kejernihan, bau, busa, dsb.
Dalam keadaan normal kencing memang tampak sedikit berbusa karena kencing mengandung unsur-unsur tersebut. Apalagi jika kencing dicurahkan kedalam tempat berwadah dari posisi tinggi, akan terjadi reaksi yang menyebabkan urin tampak berbusa. Barangkali untuk memastikan adanya kelainan perlu diperhatikan beberapa hal lain seperti warna, bau, kejernihan, kekentalan dsb. Warna yang memerah menandakan adanya darah yang bercampur dalam urin. Ini bisa terjadi pada keadaan infeksi, luka, batu saluran kemih, tumor, minum obat tertentu dsb. Jika warna sangat merah menyerupai fanta ini menandakan adanya perdarahan yang masif di saluran kemih.
Urin yang terlalu keruh menandakan tinhgginya kadar unsur-unsur yang terlarut di dalamnya. Hal ini bisa terjadi karena faktor makanan, karena adanya infeksi yang mengeluarkan bakteri atau karena konsumsi air yang kurang. Bau urin dapat bervariasi karena kandungan asam organik yang mudah menguap. Diantara bau yang berlainan dari normal seperti: bau oleh makanan yang mengandung zat-zat atsiri seperti jengkol, petai, durian, asperse dll. Bau obat-obatan seperti terpentin, menthol dsb, Bau amoniak biasanya terjadi kalau urin dibiarkan tanpa pengawet atau karena reaksi oleh bakteri yang mengubah ureum di dalam kantong kemih.Bau keton sering pada penderita kencing manis, dan bau busuk sering terjadi pada penderita keganasan (tumor) di saluran kemih.
Sistem urinaria terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. `Sistem ini membantu mempertahankan homeostasis dengan menghasilkan urin yang merupakan hasil sisa metabolisme
Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis, yaitu suatu metode analisis zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urin.
Dalam basoeki (2000) disebutkan bahwa pada proses urinalisis terdapat banyak cara metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi zat-zat apa saja yang terkandung di dalam urin. Analisis urin dapat berupa analisis fisik, analisi kimiawi dan anlisis secara mikroskopik.
Analisis urin secara fisik meliputi pengamatan warna urin, berat jenis cairan urin dan pH serta suhu urin itu sendiri. Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputi analisis glukosa, analisis protein dan analisis pigmen empedu. Untuk analisis kandungan proteinm ada banyak sekali metode yang ditawarkan , mulai dari metode uji millon sampai kuprisulfa dan sodium basa. Yang terakhir adalah analisis secara mikroskopik, sampel urin secara langsung diamati dibawah mikroskop sehingga akan diketahui zat-zat apa saja yang terkandung di dalam urin tersebut, misalnya kalsium phospat, serat tanaman, bahkan bakteri (basoeki, 2000).
V. ALAT DAN BAHAN
· Alat yang digunakan :
o Gelas kimia
o Erlenmeyer
o Pipet tetes
o Gelas ukur
o Corong
o Tabung reaksi
o Rak tabung reaksi
o Kertas pH
o Tisu
o Kain lap
o Masker
o Sarung tangan
o Lampu spirtus
· Bahan yang digunakan :
o Cairan urn
o Aquadest
o Perak nitrat 0,05%
o Reagen biuret A dan biuret B
o NaOH 10 N
o Reagen fehling A dan fehling B
VI. PROSEDUR PERCOBAAN
a) Siapkan tabung reaksi bersih dan kering.
b) Masukkan cairan urin ke dalam 4 tabung reaksi yang terpisah.
c) Tabung reaksi satu, untuk menentukan klorida urin dengan menetesi larutan perak nitrat ke dalam tabung reaksi satu.
d) Tabung reaksi dua, untuk menentukan amoniak, dengan cara pembentukan ammonium setelah penambahan lima tetes NaOH 10 N ke dalam tabung tersebut.
e) Tabung ke tiga adalah untuk uji protein hasil pelepasan membrane sel saluran kencing dengan menggunakan reagen biuret.
f) Dan tabung ke empat, digunakan untuk mendeteksi penyakit diabetes dengan menambahkan reagen fehling A dan fehling B. hasil yang didapat harus negative untuk memastikan urin tidak berasal dari orang yang mengidap penyakit diabetes.
VII. DATA HASIL PENGAMATAN
No. | Bahan yang digunakan | Hasil pengamatan |
1. | Urin + AgNO3 | Urin berwarna kuning kecoklatan dan tidak terdapat endapan AgCl. (-) |
2. | Urin + NaOH 10 N | pH = 9 dan terdapat bau amoniak (+) |
3. | Urin + reagen biuret A dan B | Tidak terjadi perubahan warna pada urin (-) |
4. | Urin + fehlng A dan B | Urin berwarna biru dan tidak terdapat endapan merah bata (-) |