aku

aku
semua tentang saya

Sabtu, 02 Juli 2011

sludge CPO


            Limbah padat yang terdapat pada industri kelapa sawit berupa tandan kosong, serabut atau serat, sludge atau lumpur, dan bunkil. Sludge (lumpur minyak) merupakan salah satu produk samping pengolahan minyak kelapa sawit. Produksi lumpur sawit akan terus meningkat dengan meningkatnya produk minyak sawit di Indonesia. Pada tahun 2000, produksi minyak sawit adalah sebesar 5,8 juta ton (BPS, 2000). Pada proses produksi CPO dihasilkan lumpus sawit, sehingga jumlah lumpur sawit ini akan menimbulkan polusi apabila tidak melalui proses pengolahan limbah.
Sludge CPO dihasilkan Karena proses pengendapan dari proses pemurnian minyak, dimana minyak kasar hasil pengempasan terpisah menjadi minyak dan sludge. Minyak dari tangki pengendapan selanjutnya dikirim ke tangki minyak, sedangkan sludge dikirim ketangki sludge. Proses pemurnian dilakukan untuk menurunkan kandungan air dalam minyak. Minyak sawit yang masih kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (Crude Oil Tank) dan kemudian setelah mengalami pemurnian yang bertahap, maka akan dihasilkan minyak sawit mentah. Sedangkan sisa olahan yang berupa lumpur (sludge) masih dapat dimanfaatkan kembali untuk dapat diambil sisa minyak sawitnya.
Sludge CPO  mengandung bahan pencemar yang sangat tinggi, yaitu. ‘biochemical oxygen demand’ (BOD) sekitar 20.000-60.000 mg/l (Wenten, 2004). Pengurangan bahan padatan dari cairan ini dilakukan dengan menggunakan suatu alat decanter, yang menghasilkan solid ‘decanter atau lumpur sawit. Bahan padatan ini berbentuk seperti lumpur, dengan kandungan air sekitar 75%, protein kasar 11,14% dan lemak kasar 10,14%. Kandungan air yang cukup tinggi, menyebabkan bahan ini mudah busuk. Apabila dibiarkan di lapangan bebas dalam waktu sekitar 2 hari, bahan ini terlihat ditumbuhi oleh jamur yang berwarna kekuningan. Apabila dikeringkan, lumpur sawit berwarna kecoklatan dan terasa sangat kasar dan keras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar