aku

aku
semua tentang saya

Jumat, 01 Oktober 2010

titrasi oksidasi reduksi (permanganometri)

I.        NOMOR PERCOBAAN : V (LIMA)
II.      NAMA PERCOBAAN : TITRASI OKSIDASI REDUKSI (PERMANGANOMETRI)
III.    TUJUAN PERCOBAAN :
Menentukan kadar FeSO4 dalam air berdasarkan reaksi oksidasi reduksi.
IV.    DASAR TEORI
Titrasi redoks adalah penetapan kadar reduktor atau oksidator berdasarkan atas reaksi oksidasi atau reduksi, dimana reduktor atau oksidator akan teroksidasi dan oksidator akan mengalami reduksi. Secara umum oksidasi diartikan sebagai reaksi pengikatan oksigen dan reduksi sebagai reaksi pelepas oksigen. Berdasarkan konsep elektron, istilah redoks digunakan untuk reaksi dimana terjadi pelepasan dan pengikatan elektron. Pelepasan elektron disebut oksidasi sedangkan pengikatan elektron disebut reduksi.
Oksidasi juga dapat diartikan reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi sedangkan reduksi merupakan kebalikannya yaitu mengalami penurunan bilangan oksidasi. Reaksi oksidasi dan reduksi berjalan secara serentak, artinya terjadinya reaksi oksidasi selalu diimbangi dengan reaksi reduksi.
Beberapa jenis titrasi redoks antara lain titrasi permanganometri (KMnO4 sebagai standar), iodo-iodimetri (I2 atau I- sebagai standar), titrasi bromatometri (KBrO3 sebagai standar) dll.
Pada titrasi permanganometri, larutan kalium permanganate selain bertindak sebagai larutan standar sekaligus juga indikator. Kekuatan oksidator kalium permanganat tergantung pada pH larutan. Keragaman ini disebabkan karena mangan mempunyai bilangan oksidasi yang berbeda yaitu 1,2,3,4,5 dan 7. Reduksi mangan dalam suasana asam akan berubah dari bilangan oksidasi 7 menjadi 2. Sedangkan dalam suasana basa dari bilangan oksidasi 7 menjadi 4.
V.      ALAT DAN BAHAN
·         ALAT
o   Beker gelas                                                1 buah
o   Buret 50 ml                                                1 buah
o   Erlenmeyer 250 ml                                                 2 buah
o   Pipet tetes                                                                 1 buah
o   Statif dan klem                                         1 buah
o   Botol semprot                                          1 buah
·         BAHAN
o   Larutan KMnO4 0,1 N
o   Larutan asam oksalat
o   Larutan H2SO4 10% dan 25%
o   Zat uji FeSO4

VI.    PROSEDUR PERCOBAAN
Ø  Standarisasi larutan KMnO4 0.1 N
5 ml larutan asam oksalat + 5 ml H2SO4 10%, panaskan pada temeratur 70oC selama 30 menit

Dinginkan, titrasi dengan KMnO4 0,1 N sampai warna berubah menjadi merah jambu

Titrasi dilakukan 2 kali


Ø  Penetapan kadar FeSO4
10 ml FeSO4 ke dalam Erlenmeyer + 2,5 ml H2SO4 25%. Campur aduk

Titrasi dengan KMnO4 0,1 N sampai warna berubah menjadi merah jambu.

Titrasi dilakukan 2 kali

VII.  PERTANYAAN PRA PRAKTEK
1.       Apakah yang dimaksud titrasi permanganometri?
Jawab :
Titrasi permanganometri adalah titrasi redoks yang menggunakan larutan KMnO4 sebagai auto redoks.
2.       Mengapa KMnO4 harus distandarisasi terlebih dahulu sebelum digunakan?
Jawab :
Karena KMnO4 bersifat auto redoks yaitu larutan yang dapat menjadi larutan standar sekunder sekaligus sebagai indicator. Karena larutan standar sekunder merupakan larutan yang memiliki konsentrasi yang tidak tetap sehingga perlu dilakukan standarisasi. Oleh karena itu KMnO4 harus distandarisasi terlebih dahulu sebelum digunakan.
3.       Tuliskan reaksi yang terjadi pada percobaan tersebut?
Jawab :
2KMnO4  +  3H2SO4  +  5H2C2O4                        2MnSO4  +  K2SO4  +  8H2O  +  10CO2
2KMnO4  +  8H2SO4  +  10 FeSO4                      K2SO4  +  2MnO4  +  8H2O  +  5Fe2(SO4)3
VIII.                        PEMBAHASAN
                Pada percobaan kali ini berjudul titrasi oksidasi reduksi (permanganometri). Adapun tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar FeSO4 dalam air berdasarkan reaksi oksidasi reduksi.
                Titrasi redoks merupakan penetapan kadar reduktor atau oksidator berdasarkan atas reaksi oksidasi atau reduksi, dimana reduktor mengalami oksidator dan oksidator mengalami reduksi. Dalam percobaan ini menggunakan titrasi permanganometri. Titrasi permanganometri merupakan titrasi redoks yang menggunakan KMnO4 sebagai auto indicator. Reaksi oksidasi merupakan reaksi pengikatan oksigen, pelepasan elektron, dan reaksi kenaikan bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi reduksi merupakan reaksi pelepasan oksigen, pengikatan elektron, dan reaksi penurunan bilangan oksidasi.
                Adapun fungsi bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu, KMnO4 berfungsi sebagai auto indikator dimana larutan tersebut dapat bersifat sebagai larutan standar sekunder dan dapat sebagai indikator. Larutan asam oksalat dan FeSO4 berfungsi sebagai larutan standar primer. H2SO4 berfungsi sebagai katalis.
                Larutan standar primer merupakan larutan yang memiliki konsentrasi yang sudah tetap sehingga tidak perlu distandarisasi. Sedangkan larutan standar sekunder merupakan larutan yang memiliki konsentrasi yang tidak tetap sehingga perlu dilakukan standarisasi. Adapun cirri-ciri larutan standar primer yaitu memiliki berat molekul yang besar, bersifat tidak hidroskopis atau tidak menyerap air di udara, bersifat stabil atau tidak mudah terurai dan memiliki kemurnian yang tinggi. Sedangkan cirri-ciri larutan standar sekuder yaitu, memiliki berat molekul yang kecil, bersifat hidroskofis atau mudah menyerap air di udara, bersifat kurang stabil atau mudah terurai, dan memiliki kemurnian yang rendah.
                Pada percobaan ini melakukan titrasi. Dalam melakukan titrasi, praktikan harus benar-benar mengetahui dengan pasti kapan terjadinya titik ekivalen dan titik akhir titrasi. Titik ekivalen merupakan titik dimana asam dan basa tepat bereaksi dan ditandai dengan terjadinya perubahan warna indikator yang belum konstan. Sedangkan titik akhir titrasi merupakan titik dimana asam dan basa tepat bereaksi dan ditandai dengan terjadinya perubahan warna indikator yang konstan. Indikator merupakan asam atau basa lemah organik yang memiliki warna ion yang berbeda dengan warna molekulnya.
                Pada percobaan standarisasi KMnO4 0,1 N larutan yang digunakan harus dipanaskan terlebih dahulu. Larutan yang digunakan yaitu asam oksalat dan H2SO4 10%. Adapun fungsi pemanasan yaitu untuk mempercepat reaksi antara larutan asam oksalat dan KMnO4.
                Pada percobaan ini menggunakan analisa volumetri. Dimana analsia volumetri merupakan analisa kuantitatif yang dilakukan dengan menghitung volume yang keluar dari buret.
IX.    KESIMPULAN.
1.       Titrasi permanganometri merupakan titrasi redoks dengan menggunakan larutan KMnO4 sebagai auto indikator.
2.       Larutan standar primer merupakan larutan yang memiliki konsentrasi yang sudah tetap sehingga tidak perlu distandarisasi lagi.
3.       Larutan standar sekunder merupakan larutan yang memiliki konsentrasi yang belum tetap sehingga perlu dilakukan standarisasi.
4.       Fungsi pemanasan pada percobaan ini untuk mempercepat reaksi antara larutan asam oksalat dengan larutan KMnO4.
5.       Analisa yang digunakan pada percobaan ini yaitu analisa volumetri.


               

1 komentar: